Selasa, 16 November 2010

Kisah Nabi Ismail A.S

Nabi Ibrahim mempunyai 2 istri. Istri pertama bernama Sarah. Yang kedua bernama Hajar. Sarah melahirkan anak bernama Ishak. Hajar melahirkan Ismail. Sarah kurang senang hidup bersama Hajar. Berkali-kali meminta sama suaminya agar Hajar dan anaknya di pindah saja ke tempat lain. Nabi Ibrahim A.S tidak segera menuruti perintahnya. Barulah setelah menerima perintah Allah SWT, Ibrahim A.S mengajak Hajar dan anaknya pindah ke Mekkah. Ismail pada waktu itu masih menyusu. Ia terpaksa harus ikut kedua orangtuanya menempuh perjalanan jauh. Perjalanan yang melelahkan. Hajar dan Ismail diletakkan di tempat yang tandus, padang pasir yang sunyi dan terik matahari yang menyengat kulit. Tak ada seorangpun terkecuali berdua.


Asal Usul Telaga Zam-zam
karena disekitar situ tidak ada mata air, sedang perbekalan sudah habis. Ismail pun merasa kehausan. Ia menangis karena tak tahan menahan rasa haus. "sabarlah anakku ibu akan mencari air untukmu." Demikian kata Hajar sambil berlari-lari mencari air. "ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini, yang sedang dalam bahaya kematian: Kami bertambah payah, lemah dan kehausan." Hajar berlari ke gunung shafa tetapi tidak terdapat air, dan kemudian turun dan naik lagi ke gunung marwa. Tak ada setetes air pun. Dengan berlinang air mata ia berkata: "OH sabar anakku sabar...."

Tiba-tiba tak jauh dari Ismail muncullah seorang datang menghampiri. Lelaki itu menjejakan kakinya ke tanah maka keluarlah air yang berlimpah-limpah dan memancar ke segenap penjuru. Lelaki tersebut tak lain adalah malaikat yang diutus Allah SWT. Hajar segera berlari ke tempat itu untuk mengambil air. Dengan demikian terhindarlah Ismail dari kematian karena haus. Lelaki yang tak lain adalah  malaikat Jibril itu kemudian berkata: "ZAM-ZAM! ZAM-ZAM!" artinya berkumpulah. Maka airpun berkumpul menjadi mata air yang saat itu disebut Telaga Zam-zam.

Sebelum Jibril pergi, ia berpesan pada Hajar: "Hai Hajar! Jangan engkau, merasa khawatir kehabisan air. Jangan takut telaga ini bukan hanya untuk orang-orang disini saja. Melainkan juga untuk tamu-tamu Tuhan. Dan bapak anak ininanti akan datang untuk membangun rumah Allah SWT di tempat ini.Yang dimaksud tamu-tamu Tuhan adalh orang-orang yang mengerjakan ibadah haji. Yang dimaksud rumah Allah SWT adalah Ka'bah."

Memang, bekas perjalanan Sar'ah. Ibrahim A.S dan Ismail A.S sampai zaman sekarang ini dijadikan amalan ibadah haji.  Dengan adanya sumur zam-zam inilah maka banyak berdatangan burung-burung padang pasir. Mereka berkerumun disekitar sumur sehingga menarik perhatian para kafilah yang melewati tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan dan menetap disitu bersama Hajar dan Ismail. Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik tempat itu sehingga para pendatang yang berasal dari suku jurhun itu sangat menghormatinya. Mereka meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil air zam-zam.


Ujian Berat Bagi Ibrahim dan Ismail
Setelah berapa tahun Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya  di padang pasir yang tandus. Ia pun merasa rindu.  Setiap kali ia mengirim utusan melihat keadaan anak istrinya, setiap itu pula ia merasa lega. Ternyata dari pada utusan itu ia mendapat keterangan bahwa Hajar dan Ismail dalam keadaan baik-baik saja. Anak dan istrinya dianggap pemilik dan pemimpin Mekkah. Karena istri dan anak itulah yang pertama kali menetap dan bertempat tinggal disana.

Demikian, Ibrahim A.S akhirnya tak dapat menahan kerinduannya yang selama ini terpendam. Ia berangkat ke Mekkah dan bertemu dengan Hajar dan Ismail di padang arafah. Anak dan istrinya sedang mengembalakan ternak yang cukup banyak. Ia merasa haru, ternyata kehidupan istri dan anaknya tidak kurang suatu apapun, tampaknya malah serba kecukupan. Dalam perjalanan pulang ke Mekkah, ketiga anak manusia itu beristirahat di muzdalifah karena kelelahan. Perjalanan antar Palestina dan Mekah bukanlah jarak yang dekat. Maka ia tertidur sangking lelahnya.

Dalam tidurnya yang hanya sebentar itu ia mendapat wahyu melalui mimpi. Bahwa ia diperintahkan Allah SWT supaya menyembelih Ismail. Ya, Ismail A.S harus dikorbankan sebagai bukti tunduk patuhnya Ibrahim A.S kepada Allah SWT. Begitu terbangun ia berdebar-debar, ujian ini benar-benar berat. Tapi Tuhan menghendaki anak yang sangat dicintainya itu untuk dijadikan korban. Betapa berat cobaan ini. Lama ia mendambakan Ismail sebagai generasinya. Ismail adalah anak yang pertama, sebelumnya dari perkawinan Sarah ia dikaruniai anak walau usianya sudah sangat lanjut. Kini setelah mendapat anak itu harus dikorbankan. Agak ragu, namun akhirnya ia menguatkan diri demi rasa cintanya yang lebih besar kepada Tuhan, ia beritahukan mimpinya kepada Ismail.

"wahai Ismail. Aku tadi malam diperintahkan Allah SWT untuk menyerahkanmu sebagai korban: aku harus menyembelihmu,sekarang,bagaimana pendapatmu,nak?" kata Ibrahim A.S. "Wahai ayah,sekiranya perintah Allah SWT maka laksanakanlah apa yang diperintahkan itu dan aku akan tetap sabar dan ikhlas." jawab Ismail.

Dikisahkan betapa iblis berusaha merintahi perintah Allah SWT kepada Ibrahim A.S. Ibrahim A.S, dan Ismail berkali-kali dibujuk agar tidak mau melaksanakan perintah itu. Namun ketiganya tetap melaksanakan perintah Allah SWT. Godaan iblis yang demikian dahsyat tak mampu meruntuhkan mereka. Ismail dibawa ke atas bukit.Wajahnya ditutupi kain putih. Pedang sudah disiapkan, ketika pedang itu berada diatas leher Ismail. Hampir menempel, tiba-tiba tubuh Ismail diganti dengan seekor kambing yang gemuk. Malaikat Jibril yang melakukannya. Dengan demikian selamatlah Ismail dari penyembelihan.

Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim A.S: "hai Ibrahim, kau sudah melaksanakan perintah-Ku dengan ikhlas. Dan sekarang sebagai gantinya Aku berikan binatang ternak untuk disembelih. Ini adalah cobaan yang terbesar bagimu." Peristiwa itu terjadi tanggal 10 Dzulhijah di Mina. Hingga sekarang dirayakan ummat Islam sebagai Hari Raya Kurban. Ummat Islam yang melaksanakan ibadah haji juga kurban di Mina sebagai penghormatan atas Nabi Ibrahim A.S.


Petunjuk Ibrahim A.S kepada putranya dan memilih istri
Semakin hari semakin banyak orang yang menetap di sekitar sumur zam-zam. Umur Ismail A.S semakin bertambah. Sudah tiba saatnya ia dikawinkan dengan wanita Jurhum. Pada suatu hari si Ibrahim A.S mengunjungi rumah Ismail A.S. Pada waktu itu Ismail A.S sedang tidak ada di rumah. Hanya istrinya yang ada di rumah. "dimana Ismail?" tanya Ibrahim A.S. "Ismail sedang keluar untuk berburu," jawab istri Ismail A.S. "bagaimana keadaan rumah ini?" tanya Ibrahim A.S. "aduh," keluh wanita itu. "ruamh ini dalam keadaan kesulitan dan kesempitan." wanita itu kemudian menceritakan keburukan dan kekurangan Ismail. "Apakah kamu mempunyai jamuan?" tanya Ibrahim A.S. "aku tidak punya makanan dan minuman, aku tidak punya apa-apa." jawab wanita itu.

Betapa kecewa Ibrahim A.S melihat penampilan istri anaknya itu. Wanita itu tidak menghormati suaminya dengan menceritakan kekurangan suaminya sendiri tanpa tersisa. Sebelum pamit Ibrahim A.S berpesan kepada wanita itu: "katakan pada suamimu bahwa ambang pintu sebelah ini cepat diganti". Ketika Ismail datang diceritakannya semua yang terjadi kepada suaminya, juga wasiat ayahnya. Ismail mengangguk, kemudian berkata kepada istrinya: "maksud ayahku, aku harus menceraikanmu. Kamu harus pulang ke rumah keluargamu."

Sesudah bercerai dengan wanita itu Ismail A.S menikah lagi dengan wanita lain. Kali ini istrinya berbudi mulia, mukanya selalu manis dan marah. Ketika Ibrahim A.S berkunjung disambutnya dengan ramah tamah dan tidak menceritakan kejelekan serta kekurangan Ibrahim A.S. Sebelum pergi Ibrahim A.S berpesan kepada menantunya itu: "katakan pada suamimu: ambang pintu jangan diganti" bahasa isyarat itu cepat dimengerti oleh Ismail A.S kali ini ayahnya menyetujui perkawinannya. Istrinya kali ini adalah pilihan yang tepat.
Ismail A.S hidup berbahagia dengan istrinya itu. Ia mempunyai beberapa keturunan. Dari keturunannya inilah akan lahir seorang Nabi penutut Nabi Muhammad SAW.


Mendirikan Ka'bah
Pada suatu hari Ibrahim A.S mendapat perintah untuk mendirikan ka'bah di dekat telaga zam-zam. Diberitahukan hal itu kepada Ismail A.S maka keduanya sepakat untuk membangun rumah Allah SWT yang akan dipergunakan untuk beribadah. Merka membangun ka'bah tersebut dengan tangan-tangan mereka sendiri. Diangkutnya batu dan pasir serta bahan-bahan lainnya dengan tenaga yanga da padanya.

Setiap usai bekerja mereka berdoa kepada Allah SWT: "Ya Allah SWT terimalah persembahan kami ini. Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau. Begitu pula anak dan keturunan kami semua menjadi ummatmu yang tunduk dan patuh, tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah kepada kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Pada saat membangun rumah suci itu, Ibrahim A.S dan Ismail A.S meletakkan sebuah batu berwna hitam mengkilap. Dan sebelum meletakannya batu itu diciumnya sambil mengelilingi bangunan ka'bah. Batu tersebut masih ada dan dinamakan Hajar Haswad.

Setelah bagunan itu selesai, Allah SWT mengajarkan kepada Ibrahim A.S dan Ismail A.S tata cara beribadah yang diajarkan kepada Ibrahim A.S dan Ismail A.S inilah yang juga diajarkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang akan datang hingga Nabi Muhammad SAW.



Khitan
Ketika Nabi Ibrahim A.S berumur 90 tahun dan Ismail A.S berumur 13 tahun, mendapat perintah Allah SWT untuk melakukan khitan/sunat. Khitan ini dilakukan oleh Nabi-nabi sesudahnya, termasuk ajaran Nabi Isa A.S dan Nabi Muhammad SAW. Dengan khitan terhindarlah seorang dari penyakit kelamin dan menambah nikmatnya hubungan suami istri. Konon, karena usianya sudah lanjut maka khitan Nabi Ibrahim A.S dilakukan dengan kampak.

Minggu, 14 November 2010

Kisah Nabi Luth A.S


Luth adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim .
Luth ikut pindah ke Palestina bersama-sama Nabi Ibrahim dan pengikut nya.
sesudah diangkat Nabi dan rosul. Nabi Luth di tugas kan untuk berdakwah di negeri sodum(sodom),penduduk sodum ini sangat durhaka dan bejad moral nya.
bangsa sodum tidak menyetujui ada nya perkawinan.
mereka menyukai laki-laki dengan laki-laki dan yg perempuan dengan perempuan. Di samping itu mereka suka merampok dan menyamun, menculik para pemuda untuk di perkosa..

Nabi Luth memberikan nasihat yang baik tapi mereka tidak mau menerimanya. Mereka malah mengejek dan memaki-maki. Mereka di ingatkan akan adanya hari pembalasan dan azab allah yg sangat pedih, mereka menantang nabi luth.. dengan berkata..'hai Luth datangkanlah siksa allah itu. hai Luth sekiranya km orang benar".

Pada suatu hari ada 3 laki-laki datang ke rumah Nabi Luth, ke-3 lelaki itu wajah nya tampan dan kulit nya lembut,
adalah kebiasan kaum sodum untuk merampas dan merebut lelaki tampan dan perkasa untuk diperkosa.
Nabi Luth pun khawatir jika ke-3 tamunya kan mengalami nasib tragis seperti itu.
tidak lama kemudian datanglah berbondong-bondong penduduk sodum kerumah Nabi Luth, mereka berdiri di depan rumah Nabi Luth yang tertutup rapat.mereka berteriak-teriak agar Nabi Luth mau menyerahakn tamu nya.
Nabi Luth heran, sebab tidak seorang pun yang tahu tentang adanya tamu yg hadir di rumah nya.. tentu ada yang jadi penghianat di dalam keluarga nya.
Berkatalah Nabi Luth: "hai kaum ku, janganlah tamuku kau minta, biarlah anak-anak prempuan ku yang kuberikan."
jwb kaum sodum: "kami tidak menyukai perempuan, kami hanya menyukai laki-laki".
dengan sabar Nabi Luth mencoba menyadarkan kaum nya bahwa tindakan nya itu tercela.

Namun kaum nya tidak mau peduli, mereka tetap menuntut, agar Nabi Luth menyerahkan tamu nya...
disaat yang genting ke-3 pemuda tampan itu berkata kepada Nabi Luth, "hai Luth kami sebenarnya para malaikat yang diutus Allah, tenangkanlah hatimu.Mereka tidak akan membahayakan kamu, jika hari sudah malam keluarlah dari negeri ini bersama keluargamu, ingat...!! janganlah kalian melihat ke belakang".

Maka keluarlah Nabi Luth dengan keluarganya melalui pintu belakang. Hari menjelang pagi, penduduk sodum yang menunggu di depan rumah tak sabar lagi. Mereka mendobrak pintu rumah Nabi Luth, mereka bersorak begitu melihat ke-3 pemuda tampan di dalam rumah Nabi Luth, tetapi maksud mereka membawa pemuda itu tak kesampaian. Tiba-tiba sepasang mata mereka tak dapat melihat lagi, mereka di azab hingga menjadi buta, dan pagi-pagi sekali datanglah azab itu.

Negri sodum ditimpa gempa bumi yang sangat dahsyat dan kaum durhaka itu dihujani batu yang sangat besar dan banyak sekali, sehingga tidak ada 1 orang pun yang hidup. Nabi Luth bersama anak dan istrinya mendengar suara gemuruh hancurnya negri sodum, mereka terus berjalan tanpa berani menoleh ke belakang.

Namun istri Nabi Luth tergerak hati nya untuk menoleh ke belakang. Maka istri Nabi Luth mendadak berubah menjadi batu dan musnah bersama penduduk sodum yang durhaka, sesungguh nya perempuan itulah yang menghianati keluarganya, memberi taukan perihal kedatangan tamu Nabi Luth kepada kaum nya.



Kisah Nabi Ibrahim A.S

Asal Usul Nabi Ibrahim A.S
Beliau adalah putra Azar(tarih) bin Taruh, bin Saruj bin Rau, bin Falid bin Aabir bin Shalih bin Afrakhsyad bin Saam bin Nuh. Nabi Ibrahim A.S dilahirkan di sebuah tempat bernama faddam a'ram yang termasuk wilayah kerajaan babilon. Kerajaan babilon pada waktu diperintahkan oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan absolut yaitu Namrud.

Ia seorang raja yang tidak mau lengser dan ingin berkuasa terus menerus bahkan ingin hidup terus menerus. Karena itu ia tidak segan-segan untuk membodohi rakyatnya agar menyebah berhala. Bahkan ia memproklamirkan diri sebagai salah 1 Tuhan yang harus di sembah oleh rakyatnya. Sehingga segala perintahnya tak ada yang berani membangkang. Sebelum Nabi Ibrahim A.S lahir, raja Nambrud pernah bermimpi melihat seorang anak laki-laki melompat masuk kedalam kamarnya lalu merampas mahkota dan menghancurkannya. Esok harinya ia memanggil peramal dan tukang tenung untuk menafsirkan arti mimpinya.

Menurut tukang ramal, anak laki-laki dalam mimpi sang raja kelak akan meruntuhkan kekuasaan sang raja. Tentu saja raja Nambrud murka. Ia memerintahkan kepada para prajurit untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Ketika Ibrahim A.S lahir, kedua orangtuanya bersembunyi di dalam goa. Sejak bayi hingga menginjak dewasa ia di berdasarkan di besarkan di dalam goa. Ia tidak pernah melihat dunia luar. Rasa ingin tau merasuki jiwa Ibrahim A.S. Selama ini ia hanya melihat bongkahan batu dan tanah di dalam goa. Begitu menampakkan kakinya diluar goa, Ibrahim A.S tercengang.

Ia benar-benar takjub melihat alam  yang sangat luas. Gunung-gunung menjulang tinggi. Langit biru terbentang luas. Ombak-ombak laut berkejar-kejaran. Di siang hari ia melihat cerahnya mentari. Di waktu malam ia melihat sinar bulan yang menerangi malam. Sejak kecil Nabi Ibrahim A.S sudah dapat petunjuk dari Tuhan. Ia merasa heran melihat orang-orang yang menyembah patung padahal patung-patung itu tidak bisa bicara, ia tidak bisa melihat tak bisa mendengar dan tak bisa memberikan pertolongan.

"mengapa mereka menyembah benda mati?" Demikian pertanyaan yang timbul di benak Nabi Ibrahim A.S. Jika ia bertemu dengan onta, kambing dan domba-domba selalu bergolak pertanyaan dalam hati, siapakah yang menciptakan ini semua? Ibrahim A.S ingin mencari siapakah yang berkuasa atas semua ini, siapakah yang pantas di jadikan Tuhan yang pantas disembah?

Ketika malam tiba, ia melihat bulan dan bintang. Namun bulan itu akhirnya tenggelam tak nampak lagi. Pada siang hari ia melihat matahari, namun di senja hari matahari itu juga tenggelam tak nampak lagi. Ibrahim A.S berkata dalam hatinya: "aku tidak suka ber Tuhan yang tenggelam". Akhirnya Ibrahim A.S dapat kesimpulan. Akal pikirannya yang masih suci bersih itu memutuskan, bahwa Tuhanlah yang menciptakan semua alam ini. Berkata dalam hatinya: "Tuhanku adalah yang menciptakan langit dan bumi, tumbuhan, hewan dan apa saja yang terdapat di muka bumi ini".


Ibrahim Bergaul Dengan Kaumnya
Sesudah dewasa dan berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah sirna. Ibrahim A.S diijinkan keluar goa oleh kedua orang tuanya di tengah-tengah masyarakat. Kesedihan menggerogoti hatinya, ternyata masyarakat di sekitar sudah  bobrok mental dan akhlaknya. Akal pikiran mereka benar-benar sudah tumpul sehingga patung-patung dan batu bergambar mereka jadikan Tuhan yang di sembah-sembah.

Ayah Ibrahim A.S sendiri adalah tukang pemahat patung yang di jual ke masyarakat banyak. Dan ayahnya juga menyembah patung yang d buatnya sendiri. Ibrahim A.S kemudian mengadu kepada Tuhan: "ya Tuhan, aku sedang menderita, derita batin. Aku melihat kemungkaran dan kesesatan. Untuk apakan gerangan akal pikiran yang dikaruniakan Tuhan kepada mereka? Apakah akal pikiran itu hanya digunakan untuk mencari kekayaan dan berbuat kerusakan belaka. Oh Tuhanku, tunjukkanlah aku,kalau Tuhan tidak menunjuki aku, sesungguhnya aku akan menjadi orang yang tersesat dan berbuat aniaya."

Lalu Allah SWT memberikan petunjuk kepadanya. Ia diangkat menjadi nabi dan rasul. Ia diberi wahyu sehingga ia yakin akan adanya Tuhan bukan sekedar kesimpulan asal pikiran belaka melainkan berasal dari ketetapan Tuhan. Allah mengajarkan segala rahasia yang ada di balik alam yang nyata ini. Bahwa di balik alam nyata ini ada juga alam ghaib. Setiap manusia yang mati kelak akan dibangkitkan lagi di alam akhirat.

Ibrahim A.S meyakinkan dirinya
Nabi Ibrahim A.S sebenernya sudah percaya akan adanya hari pembalasan akhirat. Pada suatu hari ia ingin memperoleh peutnjuk yang lebih nyata dan meyakinkan hatinya. Maka berdoalah ia kepada Tuhan: "ya Tuhanku perlihatkanlah padaku, bagaimana engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah SWT menjawab permintaan Ibrahim A.S itu dengan sebuah pertanyaan: "apakah kamu belum percaya Ibrahim?" Nabi Ibrahim A.S menjawab: "Saya telah percaya tetapi supaya bertambah yakin hati saya."

Tuhan kemudian memerintahkan Ibrahim A.S mengambil 4 ekor burung. Ke 4 nya dipotong-potong tubuhnya dipisah-pisahkan. Potongan-potongan kecil dari ke 4 burung itu dilumatkan kemudian dijadikan 4 onggok. Masing-masing onggokan diletakkan di puncak tempat bukit yang letaknya berjauhan. Ibrahim A.S kemudian diperintahkan mengambil burung-burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja hidup lagi seperti sediakala dan menghampiri Nabi Ibrahim A.S.

Kini bertambah yakinlah Ibrahim A.S akan kekuasaan Allah SWT yang menghidupkan sesuatu yang sudah mati. Allah SWT kemudian berfirman kepada Ibrahim A.S: "demikian pula aku akan membangkitkan manusia yang sudah mati untuk dihidupkan di alam akhirat, dan akan dihisap amal perbuatannya sewaktu di dunia. Dan semua manusia akan menerima balasannya sendiri-sendiri."

Ajakan Kepada Ayahnya Meninggalkan Berhala
Sebelum Nabi Ibrahim A.S mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan pada berhala, pertama kali yang diajak menyembah Allah SWT adalah ayahnya sendiri. Ayah Ibrahim A.S bernama Azar adalah pembuat patung berhala. Ia memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang lemah lembut penuh kesopanan: "wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?Wahai ayahku, sesungguhnya aku mempunyai ilmu yang diberikan Allah SWT dan tidak mungkin diberikan kepadamu. Maka ikutlah nasihatku, niscaya akan menunjukkan padamu jalan yang lurus. Wahai ayahku, jangan engkau menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir engkau akan ditimpa azhab dari Tuhan Yang Maha Pemurah maka engkau menjadi kawan dari setan". Tapi ayahnya tidak mau mengikutin ajakan Ibrahim A.S. Berkata ayahnya, "bencikah kamu terhadap Tuhanku, Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti mengakuku niscaya aku akan merajamu.Tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama."

Karena ayahnya tidak mau mengikuti ajakannya ia hanya berkata: "semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu pada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik hati kepadaku.  Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari  apa yang kamu sembah selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku".

Doa Nabi Ibrahim A.S untuk ayahnya tak lain adalah karena kasih sayangnya selaku anak kepada ayahnya. Namun setelah Allah SWT menerangkan bahwa ayah Ibrahim A.S adalah musuh Allah SWT, maka Ibrahim A.S melepas diri darinya. Tak ada beban moral lagi selaku anak kepada ayahnya seperti tersebut di dalam AL-Qur'an.: "dan permintaan ampun dari Ibrahim A.S untuk ayahnya, tidak lain hanyalah karena sesuatu janji yang telah di ikrarkan kepada ayahnya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim A.S bahwa ayahnya adalah musuh Allah SWT. Maka Ibrahim A.S berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim A.S  orang yang lembut hatinya lagi penyantun.


Nabi Ibrahim A.S Menghancurkan Berhala-berhala
Nabi Ibrahim A.S adalah orang yang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung. Ia ingin berdialog dengan raja Nambrud di hadapan orang banyak. Caranya? Ia hancurkan lebih dahulu berhala-berhala yang jadi persembahan raja Nambrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang rajadan semua rakyatnya sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Disaat rumah penyembahan berhala kosong maka Ibrahim A.S masuk membawa kampak. Berhala-berhala kecil dihancurkannya, lalu kampak-kampak yang dibawakan itu diletakkan di bawah leher berhala yang paling besar. Raja Nambrud dan pengikutnya pulang dari buruannya dengan wajah gembira. Mereka akan mengadakan pesta fora sambil menyembah berhala di ruang penyembahan. Namun betapa terkejutnya mereka saat sambil melihat berhala-berhala itu tercerai-berai.

"Kurang ajar siapa yang berani menghancurkan berhala kita?" Raja Namrud meluapkan amarahnya. Tidak ada seorang pun menjawab. Namun ada seorang saksi yang melihat hanya Ibrahim A.S saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan perutnya sakit. "Tangkap dia bawa dihadapanku! Perintah Raja Namrud".
Ibrahim A.S kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan semua ini. Ia dibawa ke raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diintrogasi. Ibrahim A.S tersenyum. Memang inilah yang diharapkannya. Bertanya Raja Namrud: "Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu?"
"Bukan!" jawab Ibrahim A.S
"Ibrahim!" sergah Raja Namrud.
"Cukup banyak bukti yang menunjukan kalau kamulah pelakunya. Tidak usah mungkir".
"Bukan aku pelakunya!" jawab Ibrahim A.S tuk memancing emosi Raja Namrud.

Ia ingin mengajak dialog kepada Raja Namrud, "Baiklah" kata Raja Namrud. Kata Ibrahim A.S,"Saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau mau mencari siapa pelakunya penghancur berhala-berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kampak itu menggantung di lehernya. Berarti berhala paling besarlah pelakunya." Raja Namrud berang mendengar ucapan itu: "Hai Ibrahim A.S, kau sungguh bodoh? Dimana otakmu? Masa patung seperti itu akan saya ajak bicara? Kau mengada-ada!"
"Hai Raja Namrud!",kata Ibrahim dengan lantang. "Siapa yang sebenarnya bodoh. Mengapa patung yang tidak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang teramat sangat?"

Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban dari Nabi Ibrahim A.S itu. Sebagian masyarakat yang berakal sehat membenarkan ucapan Nabi Ibrahim itu. Namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya. Dan langsung Raja Namrud memerintahkan untuk menangkap dan mengikat. "Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya?"tanya Raja Namrud kepada para penasihat kerajaan.

Kayu-kayu segera dikumpulkan. Ibrahim A.S diletakkan diatasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpukan itu habis. Raja Namrud dan penmgikutnya mengira Ibrahim A.S akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Nabi Ibrahim A.S masih segar bugar. Itulah mu'jizat Nabi Ibrahim A.S. Tak mempan dibakar.


Dialog Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud
Sesusah Nabi Ibrahim A.S dibakar tidak mati, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikut ajaran Nabi Ibrahim A.S. Tapi karena takut pada ancaman Raja Namrud, maka mereka masih banyak yang kafir. Nabi Ibrahim pun meneruskan dakekahnya untuk mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT. Hal ini membuat murka Raja Namrud. Suatu hari Nabi Ibrahim A.S di panggil menghadap ke istana Raja Namrud. "Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali," kata Raja Namrud.


“Adakah Tuhan selain aku?Akulah Tuhan yang harus kamu sembah. Aku dapat mengatur dan merusak segala-galanya. Siapakah lebih tinggi kekuasaannya daripada aku? Hukum yang kutetapkan mesti berlaku, keputusanku pasti berjalan. Semua orang tunduk padaku, menagapa kau menentangku?” Dengan tenang Ibrahim A.S menjawab: “Tuhanku adalh Allah, Dia lah yang kusembah. Dia telah menciptakan kamu dan Aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup mematikan dan menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia adalah pencipta langit dan bumi.”

Raja Namrud menyanggah jawaban itu dengan konyol: “Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan.”
“Benarkah?” Tanya Nabi Ibrahim A.S. Raja Namrud kemudian memerintahkan pengawal untuk mengeluarkan narapidana. Namun kemudian Namrud mengambil pedang. Salah seorang dari pidana itu di penggal lehernya hingga mati. Seorang lagi diampuni, dibiarkan hidup. Lalu Nambrud berkata: “begitulah caranya aku menghidupkan dan mematikan.” “Itu bukan mematikan tapi membunuh dengan cara biadab dan kejam,” kata Ibrahim A.S,”Tuhanku bisa menjalankan matahari dari timur ke barat. Jika kau memang berkuasa Namrud. Cobalah kau jalankan matahri dari barat ke timur!”
Namrud terbungkam tak bisa bicara, tantangan Nabi Ibrahim A.S benar-benar membuatnya keok, tak bisa membantah lagi, ia benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan Nabi Ibrahim. Sejak saat itu Namrud menganggap Ibrahim A.S sebagi musuh besarnya.

Ibrahim A.S Hijrah Ke Mesir
Karena negeri Babilon tidak aman lagi bagi Ibrahim A.S dan istrinya maka ia memutuskan tuk pindah ke Syam (Palestina). Bersama Luth A.S yang kemudian juga menjadi Nabi dan pengikutnya meninggalkan Babilon. Namun tidak berapa lama negeri Palestina diserang bahaya kelaparan dan penyakit menular. Ibrahim A.S dan pengikutnya kemudian pindak ke Mesir. Mesir pada waktu itu diperintahkan oleh raja yang kejam dan suka berbuat seenaknya. Raja Mesir suka merampas wanita-wanita cantik walaupun wanita itu bersuami. Ketika Raja Mesir mendengar Sarah adalah wanita yang cantik maka Ibrahim A.S dan Sarah dipanggil menghadap. Ibrahim berdebar. Raja Mesir memang mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas istri oang yang berwajah cantik sekedar untuk membuktikan betapa besar kekuasaanya. Tak seorangpun menghalangi perbuatannya.

Setelah menghadap Raja Mesir ia ditanya: “siapakah perempuan itu?”. “Saudaraku” jawab Nabi Ibrahim A.S. Sengaja ia berbohong. Sebab jika ia berkata terus terang tentu ia akan dibunuh Raja Mesir dan istrinya akan dirampas. Perbuatan Nabi Ibrahim A.S ini menjadi kaidah, boleh berbohong dalam keadaan terdesar dan terancam bahaya. Nabi Ibrahim A.S dan istrinya boleh tinggal di istana. Pada suatu hari Sarah dapat menyembuhkan penyakit Raja Mesir yaitu sepasang tangan Raja itu mangetup rapat tak dapat digerakan. Atas jasa Sarah kemudian Sarah diberikan hadiah seorang budak perempuan bernama Hajar. Dan dengan ikhlas Hajar kemudian diberikan kepada Nabi Ibrahim A.S untuk dijadikan istri.

Di Mesir Ibrahim A.S dapat hidup tentram dan makmur. Hartanya melimpah ruah. Tapi justru ini menjadikan iri hati bagi penduduk-penduduk asli Mesir. Maka Ibrahim A.S kemudian memutuskan kembali ke Palestina. Sejak saat itu Palestina dijadikan tempat tinggalnya. Dijadikan tanah airnya dan dijadikan tempat untuk menyembah Allah SWT. Di Palestina itu Hajr melahirkan seorang nak laki-laki bernama Ismail. Tak lama kemudian Sarah juga melahirkan anak laki-laki bernama Ishak.




Senin, 08 November 2010

Kisah Nabi Shalih A.S.

Nabi Shalih A.S. adalah keturunan Nabi Nuh A.S. menurut silsilah beliau adalah putra 'Hubaid Bin Tsamud Bin Amir Bin Iram Bin Sam Bin Nuh A.S'. Nabi Shalih diutus ke tengah-tenganh bangsa Tsamud, yang hidup dibekas reruntuhan kamu Aad. Bangsa Tsamud ternyata lebih pandai daripada kaum Aad. Mereka mampu membangun lagi jaringan irigasi yang lebih sempurna, guna mengairi lahan pertanian dan perkebunan. Mereka juga membuat tempat tinggal yang jauh lebih indah dan lega di bukit-bukit. Mereka hidup makmur dan berlomba-lomba dalam ke megahan.

Ajakan Nabi Shalih A.S. pada kaumnya
Ternyata bangsa Tsamud menyembah berhala. Mereka juga suka mengerjakan dosa, kedurhakaan dan kemaksiatan.
Allah SWT mengutus Nabi Shalih A.S. ke tengah-tengah mereka. Berkata Nabi Shalih A.S. kepada kaumnya: "hai kaumku, sembahlah Allah SWT. Tiada Tuhan selain Dia. Janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sembahan lain. Allah SWT telah menciptakan kamu dari tanah. Dia lah yang menjadikanmu bisa membangun dengan menyediakan  sarana-sarananya. Maka sudah selayaknya kalian mohon ampun atas perbuatan dosa kalian. Bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatnya) dan mempersembahkan doa hambanya.

Namun kaum Tsamud tidak menghiraukan ajakan Nabi Shalih A.S.. Mereka malah mendustakan Nabi Shalih A.S. Dan menganggap Nabi Shalih A.S. sebagai membual belaka. Bagi Nabi Shalih A.S. dakwah adalah tugasnya. Ia tidak mengharapkan upah dari kaumnya. Ia hanya menyampaikan. Maka tanpa putus asa dengan sabar dan telaten ia tetap melancarkan dakwah untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan kekufuran. Nabi Shalih A.S. dituntut kaumnya mengeluarkan mu'jizat. Jika Nabi Shalih A.S.. Kaum Tsamud juga berusaha giat untuk memalingkan umat dari Nabi Shalih A.S.. Mereka mencari berbagai upaya agar Nabi Shalih A.S diremehkan seluruh bangsa Tsamud. Pada suatu hari kaum Tsamud menemui Nabi Shalih A.S. "hai Shalih, kalau memang engkau benar seorang nabi. Maka datangkanlah suatu keajaiban. Jika engkau tidak bisa mengeluarkan mu'jizat berarti kau seorang pembohong." demikian kata kaum Tsamud.

Menghadapi tuntutan demikian tak ada jalan lain bagi Nabi Shalih A.S kecuali memohon kepada Allah SWT agar memberikan mu'zijat kepadanya. Allah SWT mengabulkan doa Nabi Shalih A.S. Pada suatu hari Nabi Shalih A.S mengajak kaumnya untuk pergi ke kaki gunung. Orang-orang kafir itu mengukuti Nabi Shalih A.S. Bukan karena mempercayai Nabi Shalih A.S melainkan berharap agar Nabi Shalih A.S tak bisa mengeluarkan mu'zijat. Dengan demikian mereka dapat mengolok-olok dan menghina Nabi Shalih A.S, tertapi betapa terkejutnya orang-orang kafir itu. Tak lama setelah mereka berkumpul di kaki gunung. Tampaklah seekor onta betina yang bagus rupanya. Onta itu besar dan gemuk. Belum pernah mereka lihat onta sebagus itu. Payudara onta itu penuh dengan susu.

Nabi Shalih A.S berpesan pada kaumnya: "inilah onta mu'zijat dari Tuhanku. Onta ini boleh kalian peras susunya setiap hati. Susunya tidak akan pernah habis-habis. Tetapi perhatikan pesanku ini. Onta ini harus dibiarkan berkeliaran, tidak seorangpun boleh mengganggunya. Onta ini berhak minum air sumur bergantian dengan penduduk. Jika hari ini onta minum maka tak seorangpun dari penduduk boleh mengambil air sumur. Sebaliknya besok para penduduk boleh mengambil air sumur dan si onta tidak minum air itu sedikit pun jua."

Kaum Tsamud setuju dengan perjanjian itu. Hari itu pula onta mu'zijat langsung menuju sumur dan meminum airnya. Para penduduk segera mengambil tempat susu dan memeras susu onta itu bergantian.


Kedurhakaan Kaum Tsamud
sejak munculnya onta yang membawa berkah air susu, masyarakat dari orang-orang yang beriman bertambah kuat dan tebal imannya. Sedangkan orang-orang kafir semakin iri dan menaruh dendam pada Nabi Shalih A.S. Orang-orang kafir itu kemudian mengadakan seyembara. Siapa ya berani membunuh onta Nabi Shalih A.S maka mereka akan mendapat hadiah perempuan cantik. Dua orang nekat mengikuti sayembara. Mereka sudah sepakat akan menikmati hadiah perempuan cantik itu bersama-sama. Sungguh mesum niat ini. Demikian, ketika onta itu minum di salah satu sumur penduduk salah seorang dari pembunuh kejam itu  melepaskan anak panah. Tepat mengenai kaki onta. Onta itu berlari kesakitan, namun seorang lagi yang sudah siap dengan golok di tangan segera menghabisi onta itu. Mereka berhasil membunuh onta dan otomatis memperoleh hadiah perempuan cantik.

Setelah onta itu mati orang-orang kafir merasa lega. Mereka dengan beraninya menentang Nabi Shalih A.S: "hai Shalih, onta yang kamu banggakan sekarang sudah kami bunuh. Kenapa tidak ada balasan siksa bagi kami. Kalau kau memang utusan Allah SWT tentunya kau dapat mendatangkan siksa yang kau ancamkan kepada kami!"
Berkata Nabi Shalih A.S: "kalian benar-benar telah berbuat dosa. Sekarang kalian boleh bersenang-senang selama 3 hari. Sesudah lewat 3 hari, maka datanglah ancaman yang di janjikan Allah SWT kepadamu."

Waktu 3 hari itu sebenarnya adalah kesempatan bagi bangsa Tsamud untuk bertaubat dan menyadari kesalahan. Tapi mereka malah mengejek Nabi Shalih A.S. Mereka menggagap Nabi Shalih A.S hanya membual belaka. Belum sampai 3 hari mereka datang lagi kepada Nabi Shalih A.S dan berkata: "hai Shalih, kenapa tidak kau percepat datangnya siksa pada kami?"
Berkata Nabi Shalih A.S: "wahai kaumku. Mengapa engkau minta segera datangnya siksa, bukan kebaikan?Kenapa kamu tidak minta ampun kepada Allah SWT, mudah-mudahan kamu diberi ampun".

Diam-diam orang kafir itu merasa takut, bukankah ucapan Nabi Shalih A.S selalu terbukti kenyatannya. Bagaimana kalo siksa itu benar-benar datang kepada mereka. Maka untuk mencegah datangnya siksa itu. Sehari sebelum waktu yang dijanjikan habis, mereka mengadakan rapat gelap mereka bermaksud membunuh Nabi Shalih A.S agar siksa itu tak jadi diturunkan. Sesungguhnya keji dan busuk rencana mereka.

Tetapi Allah SWT melindungi hamba-hamba-Nya yang benar. Nabi Shalih A.S diselamatkan dari rencana pembunuhan yang keji itu. Esok harinya terjadilah peristiwa yang mengerikan itu. Bangsa Tsamud disambar petir yang meledak dan menggelegar membelah angkasa. Bumi juga ikut murka atas kesombongan bangsa yang ingkar itu. Gempa yang dahsyat menghancurkan dan memporak-porandakan tempat tinggal mereka yang megah dan besar. Tidak ada seorangpun dari kaum yang ingkar itu ada yang selamat. Hanya Nabi Shalih A.S dan para pengikutnya daja yang terhindar dari malapetaka: musnah sudah suatu peradaban tinggi dari bangsa yang kuat dan perkasa. Rumah, tempat tinggal, harta dan hewan peliharaan mereka benar-benar telah hancur total. Itulah adzab bagi kaum yang durhaka.

Kisah Nabi Hud A.S.

Nabi yang diutus ke tengah-tengah kaumnya yang sangat durhaka. Mereka adalah suku Aad yang berbadan kuat dan besar. Kaum Aad dikaruniai tanah yang subur lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Air seolah memancar dari segenap penjuru tuk menyirami, menyuburkan tanah pertanian dan perkebunan mereka. Berkat karunia Allah SWT ini, mereka hidup makmur, mereka dapat membangun tempat tinggal yang mewah. Dalam waktu singkat, mereka berkembang pesat, dan menjadi suku terbesar di antara suku-suku lainnya. Adalah kecendrungan manusia selalu lalai. Bila kemakmuran dan kemewahan sudah tercapai, mereka lupa diri dan hanya mempertaruhkan hawa nafsu yang tak kenal puas.

Buakn Allah SWT yang mereka sembah melainkan berhala yang bernama Shmud, Shad, dan Alhaba. Bangsa Aad terkenal paling durhaka pada zaman itu. Mereka hidup di negeri Ahqat, yaitu antara Yaman dan Umman, kejahatan dan kemaksiatan mereka benar-benar sangat keterlaluan.

Ajakan Nabi Hud kepada kaumnya
Nabi Hud adalah seorang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, sabar namun cerdas dan tegar. Beliau adalah keturunan Sam Bin Nuh (cucu Nabi Nuh). Beliau diutus ke tengah-tengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar. Mengembalikan umat yang tersesat dan bergelimang dosa menuju jalan yang terang benderang di bawah ampunan Allah SWT.

"wahai kaumku, kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu berhala yang kalian sembah tidak bisa apa-apa. Tidak mampu memberikan kebaikan atau kemelaratan. Hanya Allah SWT yang pantas kita sembah, Dia-lah yang memberi rezeki yang berlimpah ruah hingga kalian dapat hidup makmur di muka bumi ini. Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan kita. Ingatlah, Allah SWT akan menghidupkan kita kembali di akhirat guna mempertanggungjawabkan perbuatan kita di muka bumi. Siapa yang beramal baik akan mendapat pahala surga yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya siapa yang berbuat jahat dan kemaksiatan akan menerima siksa dan penghinaan",kata Nabi Hud.

Ajakan Nabi Hud ini malah di lecekan oleh kaumnya, mereka berkata: " mana bisa orang yang mati akan dihidupkan kembali. Itu hanya omong kosong dan bualan saja. Orang hidup hanya sekali. Susah senang,iya hanya di muka bumi ini. Kalo sudah mati ya sudah, tidak ada urusan lagi."
Mereka bahkan berani mencerca Nabi Hud. Dan perbuatannya makin keterlaluan. Kemaksiatan meraja rela. Mereka tidak mau menerima Nabi Hud sebagai utusan Allah SWT bahkan mengejeknya, sebagai orang bodoh tidak berakal. Allah SWT menurunkan adzab atas kedurhakaan mereka. Bangsa Aad kemudian di timpa musim kemarau panjang selama 3 tahun. Tak ada setetes air hujan sama sekali dalam kurun itu. Rusaklah lahan pertanian dan perkebunan yang mereka banggakan selama ini. Bahaya kelaparan mengancam dimana-mana.

Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berkenan memberikan peringatan kepada kaumnya: "hai kaumku. Mohon ampunlah kepada Allah SWT, dan bertaubatlah kepada-Nya. Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat derasnya, dan Dia menambahkan kekuatan pada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." Tapi peringatan Nabi Hud itu malah di tentang keras oleh mereka: "hai Hud! kamu tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu. Kami sama sekali tidak akan mempercayai kamu!"

Memang, hanya sedikit dari kaum Aad yang mau beriman dan menjadi pengikut Nabi Hud. Selebihnya mereka tetap dalam kekufuran dan kedurhakaan. Allah SWT menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya. Sebaliknya kaum Aad yang durhaka ditimpa adzab berupa angin yang sangat dingin lagi kencang selama 7 malam 8 hari.
Akibatnya sungguh mengerikan. Angin kencang itu mampu merubuhkan bangunan-bangunan gedung yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta kaum Aad yang ingkar. Semua berantakan, tak seorang pun dari kaum yang durkaha itu tertinggal. Semua rata dengan tanah. Itulah adzab bagi mereka yang mendustakan utusan Allah SWT.

Kamis, 04 November 2010

Kisah Nabi Nuh A.S.

Nabi Nuh adalah nabi ke 4, sesudah Nabi Adam. Dia keturunan ke 9 dari Nabi Adam A.S.

Ajakan Nabi Nuh kepada kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara 2 rosul. Dalam masa kekosongan itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. Mereka kembali menjadi musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh diutus ke tengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Menurut mereka patung itu mempunyai kekuatan gaib di atas manusia. Dan mereka menamakannya sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka namakan Wadd dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Y’uq dan Nasr.

Nabi Nuh adalah orang cerdas dan sabar. Ia mengajak kaumnya untuk berfikir dan melihat alam semesta ciptaan Allah SWT. Langit dengan bulan, bintang dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa hewan, tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti dan tanda kekuasaan dan Eeaan Allah SWT.

Nabi Nuh juga memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal soleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah SWT yaitu mereka yang mungkar dan bergelinang dan dosa dan kemaksiatan.

Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, pasif berbicara, tajam pemikiran, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Nabi Nuh di angkat menjadi rosul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama 5 abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari 100 orang.

Umat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak beribadah kepada Allah SWT dan menegakkan tauhid umatnya selalu menentang dan selalu mengejeknya. Pada pengikut Nabi Nuh hanya fakir miskin, atau golongan ekonomi lemah. Para bangsawan, orang-orang kaya yang terpandang di masyarakat malah memusuhinya.

Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh mau mangusir para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang miskin. Namun dengan tegas menolak permintaan orang-orang kaya itu.

Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segalanya hujad orang-orang kafir. Akhirnya orang-orang kafir itu jengkel dan menantang Nabi Nuh. Mereka berkata: “hai Nuh? Sesungguhnya kau telah membantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang, bantahan terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar”.

Nabi Nuh menjawab: “hanya Allah SWT yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah SWT menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan”. Demikianlah keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Tuhan. Mereka bahkan mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang yang bodoh dan gila. Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah SWT tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir makin keras menentangnya. Mereka bahkan mengancam Nabi Nuh. “Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah”, kata mereka. “maka kami akan merajammu beramai-ramai”.

Nabi Nuh berputus asa dari kaumnya
setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu dan pengikutnya tidak bertambah maka Nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Tuhan:
Berdoalah Nabi Nuh: “ya Tuhanku janganlah Engkau biarkan seorang pun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka bahkan tidak melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir”.

Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh. Allah SWT memberi petunjuk  agar Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedangkan kaumnya yang ingkar akan di tenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak seorang pun dari mereka ada yang selamat. Semua akan binasa. Selagi Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit kaumnya yang ingkar nengolok-olok dan mengejeknya, ”Lihat! Nuh semakin gila saja, masa kemarau panas begini membuat perahu. Di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya.”

Diantara mereka bahkan ada yang berani membuang kotoran didalam kapal yang belum selesai dibuat itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tidak satu orang pun dapat menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh untuk mengobatinya.  Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu mereka sembuh dari sakit perutnya.

Banjir besar memusnahkan orang-orang kafir. Sesuai dengan wahyu Allah SWT, Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu. Tidak lama kemudian Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam, mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembus. Bersama dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan.

Hujan turun dengan lebatnya. Belum pernah ada hujan turun selebat itu. Bagaikan di curahkan dari atas langit. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang. Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah seorang putranya yaitu Kan'an sedang berlari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya itu, "hai anakku, kemarilah, nail ke kapalku maka kau akan selamat!", "anakku!pada hari ini tidak seorangpundapat menyelamatkan diri dari azab Allah SWT!". Tapi Kan'an dengan sombongnya terus berlari. Ia tidak menghiraukan panggilanayahnya, ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir, karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh.!

Nabi Nuh merasa terenyuh, bagaimanapun Kan'an adalah putranya sendiri, maka ia berdoa kepada Allah SWT agar Kan'an di selamatkan. Namuun Allah menolak permintaan Nabi Nuh, sebab Kan'an walaupun putra Nabi Nuhsendiri, ia anak yang durhaka, tidak mau beriman. Berdasarkan suatu riwayat kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar sampai 40 hari, sesudah itu banjir mereda, Nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya. Dengan demikianlah binasalah orang-orang kafir yang menentang Nabi Nuh. Hanya para pengikut Nabi Nuh yang hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya.

Kisah Nabi Idris A.S.

Nabi Idris adalah keturunan ke-6 dari Nabi Adam. Menurut riwayat Nabi Idris bermukim di Mesir, berdakwah untuk agama Allah, mengajarkan tauhid dan beribadah kepada Allah serta memberi petunjuk kepada pengikutnya agar senantiasa menetapi kebenaran dah menyelamatkan dari siksaan dunia dan akhirat. Konon ia diangkat menjadi rasul ketika berumur 82 tahun. Diantara nasihatnya ialah:
1. Kesabaran yang disertai keimanan kepada Allah akan membawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia adalah orang yang mawas diri dan mengharap syafaat Allah dengan amal-amal soleh.
3. Jangan bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan jangan menuntut sumpah dari orang yang berdusta supaya kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
4. Jangan iri kepada orang yang mujur nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya.
5. Barang siapa melewati kesederhanaan (berfoya-foya) tidak akan memuaskannya.
6. Kehidupan orang itu hendaknya mengandung hikmah.

Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Nabi Idris adalah orang yang pertama yang mengajarkan menjahit,menata pakaian,ilmu falak dan menulis dengan pena. Menurut tafsir Ibnu Hatim, Nabi Idris wafat tatkala berada di langit ke-4 dan di bawa oleh malaikat tersebut dalam suatu ayat: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Idris di dalam Al-qur'an. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke derajat yang tinggi"(Al-qur'an surat maryam: 56-57).

Konon demikian cerdiknya Nabi Idris ini sehingga ia pernah melihat neraka dan surga. Namun karena surga itu dihuni setelah hari kiamat, ia tidak di perkenankan tinggal di sana. Maka ia hendak kembali ke dunia, karena nyawanya telah di cabut, maka ia memilih tinggal di langit.

Selasa, 02 November 2010

Nabi Adam A.S. dan Hawa diturunkan ke Bumi

Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, taubat Adam dan Hawa di terima. Keduanya di ampuni Allah SWT, tetapi atas kesalahan itu, mereka harus keluar dari surga yang penuh kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan kehendak Allah SWT yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi. Maka Allah SWT berfirman: "Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Disana segala kebutuhanmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya". Selain Adam dan Hawa, iblis juga di usir dan harus hidup di bumi. Jadi Adam dan Hawa akan hidup bersama iblis di bumi. Firman Allah SWT: "Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup, di bumi kamu mati, dari bumi pula kamu akan di bangkitkan. Di atas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapat godaan dan tipu daya iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Disana anak cucumu akan menghadapi perjuangan berat, dari jenis lelaki akan bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir, kamu dan anak cucumu akan Ku beri petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan iblis".

Demikianlah Adam dan Hawa harus turun dari surga. Sewaktu di turunkan ke bumi, keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam di turunkan di tanah Hindia, sedangkan Hawa di tanah Arab. Di bumi mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumi yang belum tersentuh tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan, gunung-gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran dimana-mana.

Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengatan serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya. Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang di tempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara bena-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka bertemu di Padang ARAFAH, setelah saling mencari selama 40 tahun.

Betapa terharu Adam melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru. Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah goa yang besar dan lebar. Goa itu terletak di dataran tinggi, sehingga tidak gampang di serang bintang buas.

Dengan bakal yang telah di berikan Allah, Adam mulai mengelola alam di sekitarnya. Ia menjinakkan binatang untuk diternakan, mengolah lahan pertanian dan perkebunan buah-buahan. Tantangan alam yang keras telah menggerakan akal pikiran Adam agar dapat mempertahankan kehidupan dengan keadaan yang lebih baik.

Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh umat manusia harus menderita hidup di dunia? Bukan? Nabi Adam memang diciptakan Allah sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam di tempatkan di surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuannya yaitu bumi.

Namun dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap bujuk rayu iblis dan setan. Mereka akan berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia ialah menjadikan baik suatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, barang tetap haram ini sudah jelas, jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan, musuh yang nyata bagi semua umat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia agar menghindarinya.


KISAH QABIL DAN HABIL

Waktu terus berlalu. Pada tahun pertama sejak mereka dipertemukan Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki dinamakan Qabil, yang perempuannya dinamakan Iqlima. Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembangbiak mengisi bumi Allah.

Di bawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta kasih tumbuhlah keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita, sedang yang laki-laki mencari nafkah sesuai bakat masing-masing, Qabil berusaha dalam bidang pertanian, Habil berusaha di bidang pertenakan. Ketika menginjak usia dewasa Allah SWT memberi petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putra putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda, sedangkan Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima. Inilah syariat yang diturunkan Allah. Rupanya Qabil termakan bujuk rayu iblis, ia lebih mempertaruhkan hawa nafsu daripada akalnya, ia tidak mau menerima syariat yang ditetapkan Nabi Adam.

Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana, ia terus menasehati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah SWT, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan kurban. Biarlah Allah SWT sendiri yang menentukan masalah ini. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan seluruh anggota keluarga Adam. Qabil dan Habil mempersembahkan kurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya, ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedangkan Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan paling ia sayang. Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti kurbannya tidak diterima. Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu, ia terpaksa menerima keputusan itu. Padahal hatinya menerima, maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.

Hari-hari berlalu, iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikan sesuatu, bahkan jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh iblis tanpa jemu dan bosan. Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan iblis itu. Pada suatu hari, ketika Habil menggembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali. Maka, matilah Habil. Inilah pembunuhan pertama atas umat manusia di bumi, iblis tertawa dengan senangnya, ia sudah mempunyai teman.

Setelah Habil mati, Habil merasa kebingungan, diguncang-guncangkan tubuh saudaranya itu. Tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa kesana kemari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, air matanya berlinang. Pada saat Qabil kebingungab, Allah SWT memberikan ilham melalui burung gagak. Ada 2 ekor burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil, burung gagk itu bertarung. Salah seekor gagak itu tewas dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah. Burung gagak yang mati ditariknya.

Demikianlah Qabil menirukan perbuatan burung gagak tadi. Ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakan pada bapaknya,Nabi Adam. Ia tidak berani pulang, rasa bersalahnya membuatnya ketakutan sendiri. Lebih-lebih setelah ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampirinya. Qabil langsung panik, ia melarikan diri memasuki hutan. Mendaki gunung dan menuruni jurang. Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Beliau pasrah kepada Allah SWT dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya. Ia mohon diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman. Serta bertaubat, beristigfar mohon ampunan Allah SWT.

Selama beberapa tahun ibu Hawa melahirkan putra putri kembar. Sehinggaanak turunannya demikian banyak. Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam. Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam meninggal dunia. Banyak umat manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian, maka Allah SWT mengutus Nabi Idris sebagai nabi dan rasul.