Senin, 08 November 2010

Kisah Nabi Hud A.S.

Nabi yang diutus ke tengah-tengah kaumnya yang sangat durhaka. Mereka adalah suku Aad yang berbadan kuat dan besar. Kaum Aad dikaruniai tanah yang subur lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Air seolah memancar dari segenap penjuru tuk menyirami, menyuburkan tanah pertanian dan perkebunan mereka. Berkat karunia Allah SWT ini, mereka hidup makmur, mereka dapat membangun tempat tinggal yang mewah. Dalam waktu singkat, mereka berkembang pesat, dan menjadi suku terbesar di antara suku-suku lainnya. Adalah kecendrungan manusia selalu lalai. Bila kemakmuran dan kemewahan sudah tercapai, mereka lupa diri dan hanya mempertaruhkan hawa nafsu yang tak kenal puas.

Buakn Allah SWT yang mereka sembah melainkan berhala yang bernama Shmud, Shad, dan Alhaba. Bangsa Aad terkenal paling durhaka pada zaman itu. Mereka hidup di negeri Ahqat, yaitu antara Yaman dan Umman, kejahatan dan kemaksiatan mereka benar-benar sangat keterlaluan.

Ajakan Nabi Hud kepada kaumnya
Nabi Hud adalah seorang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, sabar namun cerdas dan tegar. Beliau adalah keturunan Sam Bin Nuh (cucu Nabi Nuh). Beliau diutus ke tengah-tengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar. Mengembalikan umat yang tersesat dan bergelimang dosa menuju jalan yang terang benderang di bawah ampunan Allah SWT.

"wahai kaumku, kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu berhala yang kalian sembah tidak bisa apa-apa. Tidak mampu memberikan kebaikan atau kemelaratan. Hanya Allah SWT yang pantas kita sembah, Dia-lah yang memberi rezeki yang berlimpah ruah hingga kalian dapat hidup makmur di muka bumi ini. Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan kita. Ingatlah, Allah SWT akan menghidupkan kita kembali di akhirat guna mempertanggungjawabkan perbuatan kita di muka bumi. Siapa yang beramal baik akan mendapat pahala surga yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya siapa yang berbuat jahat dan kemaksiatan akan menerima siksa dan penghinaan",kata Nabi Hud.

Ajakan Nabi Hud ini malah di lecekan oleh kaumnya, mereka berkata: " mana bisa orang yang mati akan dihidupkan kembali. Itu hanya omong kosong dan bualan saja. Orang hidup hanya sekali. Susah senang,iya hanya di muka bumi ini. Kalo sudah mati ya sudah, tidak ada urusan lagi."
Mereka bahkan berani mencerca Nabi Hud. Dan perbuatannya makin keterlaluan. Kemaksiatan meraja rela. Mereka tidak mau menerima Nabi Hud sebagai utusan Allah SWT bahkan mengejeknya, sebagai orang bodoh tidak berakal. Allah SWT menurunkan adzab atas kedurhakaan mereka. Bangsa Aad kemudian di timpa musim kemarau panjang selama 3 tahun. Tak ada setetes air hujan sama sekali dalam kurun itu. Rusaklah lahan pertanian dan perkebunan yang mereka banggakan selama ini. Bahaya kelaparan mengancam dimana-mana.

Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berkenan memberikan peringatan kepada kaumnya: "hai kaumku. Mohon ampunlah kepada Allah SWT, dan bertaubatlah kepada-Nya. Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat derasnya, dan Dia menambahkan kekuatan pada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." Tapi peringatan Nabi Hud itu malah di tentang keras oleh mereka: "hai Hud! kamu tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu. Kami sama sekali tidak akan mempercayai kamu!"

Memang, hanya sedikit dari kaum Aad yang mau beriman dan menjadi pengikut Nabi Hud. Selebihnya mereka tetap dalam kekufuran dan kedurhakaan. Allah SWT menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya. Sebaliknya kaum Aad yang durhaka ditimpa adzab berupa angin yang sangat dingin lagi kencang selama 7 malam 8 hari.
Akibatnya sungguh mengerikan. Angin kencang itu mampu merubuhkan bangunan-bangunan gedung yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta kaum Aad yang ingkar. Semua berantakan, tak seorang pun dari kaum yang durkaha itu tertinggal. Semua rata dengan tanah. Itulah adzab bagi mereka yang mendustakan utusan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar