Selasa, 16 November 2010

Kisah Nabi Ismail A.S

Nabi Ibrahim mempunyai 2 istri. Istri pertama bernama Sarah. Yang kedua bernama Hajar. Sarah melahirkan anak bernama Ishak. Hajar melahirkan Ismail. Sarah kurang senang hidup bersama Hajar. Berkali-kali meminta sama suaminya agar Hajar dan anaknya di pindah saja ke tempat lain. Nabi Ibrahim A.S tidak segera menuruti perintahnya. Barulah setelah menerima perintah Allah SWT, Ibrahim A.S mengajak Hajar dan anaknya pindah ke Mekkah. Ismail pada waktu itu masih menyusu. Ia terpaksa harus ikut kedua orangtuanya menempuh perjalanan jauh. Perjalanan yang melelahkan. Hajar dan Ismail diletakkan di tempat yang tandus, padang pasir yang sunyi dan terik matahari yang menyengat kulit. Tak ada seorangpun terkecuali berdua.


Asal Usul Telaga Zam-zam
karena disekitar situ tidak ada mata air, sedang perbekalan sudah habis. Ismail pun merasa kehausan. Ia menangis karena tak tahan menahan rasa haus. "sabarlah anakku ibu akan mencari air untukmu." Demikian kata Hajar sambil berlari-lari mencari air. "ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini, yang sedang dalam bahaya kematian: Kami bertambah payah, lemah dan kehausan." Hajar berlari ke gunung shafa tetapi tidak terdapat air, dan kemudian turun dan naik lagi ke gunung marwa. Tak ada setetes air pun. Dengan berlinang air mata ia berkata: "OH sabar anakku sabar...."

Tiba-tiba tak jauh dari Ismail muncullah seorang datang menghampiri. Lelaki itu menjejakan kakinya ke tanah maka keluarlah air yang berlimpah-limpah dan memancar ke segenap penjuru. Lelaki tersebut tak lain adalah malaikat yang diutus Allah SWT. Hajar segera berlari ke tempat itu untuk mengambil air. Dengan demikian terhindarlah Ismail dari kematian karena haus. Lelaki yang tak lain adalah  malaikat Jibril itu kemudian berkata: "ZAM-ZAM! ZAM-ZAM!" artinya berkumpulah. Maka airpun berkumpul menjadi mata air yang saat itu disebut Telaga Zam-zam.

Sebelum Jibril pergi, ia berpesan pada Hajar: "Hai Hajar! Jangan engkau, merasa khawatir kehabisan air. Jangan takut telaga ini bukan hanya untuk orang-orang disini saja. Melainkan juga untuk tamu-tamu Tuhan. Dan bapak anak ininanti akan datang untuk membangun rumah Allah SWT di tempat ini.Yang dimaksud tamu-tamu Tuhan adalh orang-orang yang mengerjakan ibadah haji. Yang dimaksud rumah Allah SWT adalah Ka'bah."

Memang, bekas perjalanan Sar'ah. Ibrahim A.S dan Ismail A.S sampai zaman sekarang ini dijadikan amalan ibadah haji.  Dengan adanya sumur zam-zam inilah maka banyak berdatangan burung-burung padang pasir. Mereka berkerumun disekitar sumur sehingga menarik perhatian para kafilah yang melewati tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang berdatangan dan menetap disitu bersama Hajar dan Ismail. Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik tempat itu sehingga para pendatang yang berasal dari suku jurhun itu sangat menghormatinya. Mereka meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil air zam-zam.


Ujian Berat Bagi Ibrahim dan Ismail
Setelah berapa tahun Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya  di padang pasir yang tandus. Ia pun merasa rindu.  Setiap kali ia mengirim utusan melihat keadaan anak istrinya, setiap itu pula ia merasa lega. Ternyata dari pada utusan itu ia mendapat keterangan bahwa Hajar dan Ismail dalam keadaan baik-baik saja. Anak dan istrinya dianggap pemilik dan pemimpin Mekkah. Karena istri dan anak itulah yang pertama kali menetap dan bertempat tinggal disana.

Demikian, Ibrahim A.S akhirnya tak dapat menahan kerinduannya yang selama ini terpendam. Ia berangkat ke Mekkah dan bertemu dengan Hajar dan Ismail di padang arafah. Anak dan istrinya sedang mengembalakan ternak yang cukup banyak. Ia merasa haru, ternyata kehidupan istri dan anaknya tidak kurang suatu apapun, tampaknya malah serba kecukupan. Dalam perjalanan pulang ke Mekkah, ketiga anak manusia itu beristirahat di muzdalifah karena kelelahan. Perjalanan antar Palestina dan Mekah bukanlah jarak yang dekat. Maka ia tertidur sangking lelahnya.

Dalam tidurnya yang hanya sebentar itu ia mendapat wahyu melalui mimpi. Bahwa ia diperintahkan Allah SWT supaya menyembelih Ismail. Ya, Ismail A.S harus dikorbankan sebagai bukti tunduk patuhnya Ibrahim A.S kepada Allah SWT. Begitu terbangun ia berdebar-debar, ujian ini benar-benar berat. Tapi Tuhan menghendaki anak yang sangat dicintainya itu untuk dijadikan korban. Betapa berat cobaan ini. Lama ia mendambakan Ismail sebagai generasinya. Ismail adalah anak yang pertama, sebelumnya dari perkawinan Sarah ia dikaruniai anak walau usianya sudah sangat lanjut. Kini setelah mendapat anak itu harus dikorbankan. Agak ragu, namun akhirnya ia menguatkan diri demi rasa cintanya yang lebih besar kepada Tuhan, ia beritahukan mimpinya kepada Ismail.

"wahai Ismail. Aku tadi malam diperintahkan Allah SWT untuk menyerahkanmu sebagai korban: aku harus menyembelihmu,sekarang,bagaimana pendapatmu,nak?" kata Ibrahim A.S. "Wahai ayah,sekiranya perintah Allah SWT maka laksanakanlah apa yang diperintahkan itu dan aku akan tetap sabar dan ikhlas." jawab Ismail.

Dikisahkan betapa iblis berusaha merintahi perintah Allah SWT kepada Ibrahim A.S. Ibrahim A.S, dan Ismail berkali-kali dibujuk agar tidak mau melaksanakan perintah itu. Namun ketiganya tetap melaksanakan perintah Allah SWT. Godaan iblis yang demikian dahsyat tak mampu meruntuhkan mereka. Ismail dibawa ke atas bukit.Wajahnya ditutupi kain putih. Pedang sudah disiapkan, ketika pedang itu berada diatas leher Ismail. Hampir menempel, tiba-tiba tubuh Ismail diganti dengan seekor kambing yang gemuk. Malaikat Jibril yang melakukannya. Dengan demikian selamatlah Ismail dari penyembelihan.

Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim A.S: "hai Ibrahim, kau sudah melaksanakan perintah-Ku dengan ikhlas. Dan sekarang sebagai gantinya Aku berikan binatang ternak untuk disembelih. Ini adalah cobaan yang terbesar bagimu." Peristiwa itu terjadi tanggal 10 Dzulhijah di Mina. Hingga sekarang dirayakan ummat Islam sebagai Hari Raya Kurban. Ummat Islam yang melaksanakan ibadah haji juga kurban di Mina sebagai penghormatan atas Nabi Ibrahim A.S.


Petunjuk Ibrahim A.S kepada putranya dan memilih istri
Semakin hari semakin banyak orang yang menetap di sekitar sumur zam-zam. Umur Ismail A.S semakin bertambah. Sudah tiba saatnya ia dikawinkan dengan wanita Jurhum. Pada suatu hari si Ibrahim A.S mengunjungi rumah Ismail A.S. Pada waktu itu Ismail A.S sedang tidak ada di rumah. Hanya istrinya yang ada di rumah. "dimana Ismail?" tanya Ibrahim A.S. "Ismail sedang keluar untuk berburu," jawab istri Ismail A.S. "bagaimana keadaan rumah ini?" tanya Ibrahim A.S. "aduh," keluh wanita itu. "ruamh ini dalam keadaan kesulitan dan kesempitan." wanita itu kemudian menceritakan keburukan dan kekurangan Ismail. "Apakah kamu mempunyai jamuan?" tanya Ibrahim A.S. "aku tidak punya makanan dan minuman, aku tidak punya apa-apa." jawab wanita itu.

Betapa kecewa Ibrahim A.S melihat penampilan istri anaknya itu. Wanita itu tidak menghormati suaminya dengan menceritakan kekurangan suaminya sendiri tanpa tersisa. Sebelum pamit Ibrahim A.S berpesan kepada wanita itu: "katakan pada suamimu bahwa ambang pintu sebelah ini cepat diganti". Ketika Ismail datang diceritakannya semua yang terjadi kepada suaminya, juga wasiat ayahnya. Ismail mengangguk, kemudian berkata kepada istrinya: "maksud ayahku, aku harus menceraikanmu. Kamu harus pulang ke rumah keluargamu."

Sesudah bercerai dengan wanita itu Ismail A.S menikah lagi dengan wanita lain. Kali ini istrinya berbudi mulia, mukanya selalu manis dan marah. Ketika Ibrahim A.S berkunjung disambutnya dengan ramah tamah dan tidak menceritakan kejelekan serta kekurangan Ibrahim A.S. Sebelum pergi Ibrahim A.S berpesan kepada menantunya itu: "katakan pada suamimu: ambang pintu jangan diganti" bahasa isyarat itu cepat dimengerti oleh Ismail A.S kali ini ayahnya menyetujui perkawinannya. Istrinya kali ini adalah pilihan yang tepat.
Ismail A.S hidup berbahagia dengan istrinya itu. Ia mempunyai beberapa keturunan. Dari keturunannya inilah akan lahir seorang Nabi penutut Nabi Muhammad SAW.


Mendirikan Ka'bah
Pada suatu hari Ibrahim A.S mendapat perintah untuk mendirikan ka'bah di dekat telaga zam-zam. Diberitahukan hal itu kepada Ismail A.S maka keduanya sepakat untuk membangun rumah Allah SWT yang akan dipergunakan untuk beribadah. Merka membangun ka'bah tersebut dengan tangan-tangan mereka sendiri. Diangkutnya batu dan pasir serta bahan-bahan lainnya dengan tenaga yanga da padanya.

Setiap usai bekerja mereka berdoa kepada Allah SWT: "Ya Allah SWT terimalah persembahan kami ini. Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau. Begitu pula anak dan keturunan kami semua menjadi ummatmu yang tunduk dan patuh, tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah kepada kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Pada saat membangun rumah suci itu, Ibrahim A.S dan Ismail A.S meletakkan sebuah batu berwna hitam mengkilap. Dan sebelum meletakannya batu itu diciumnya sambil mengelilingi bangunan ka'bah. Batu tersebut masih ada dan dinamakan Hajar Haswad.

Setelah bagunan itu selesai, Allah SWT mengajarkan kepada Ibrahim A.S dan Ismail A.S tata cara beribadah yang diajarkan kepada Ibrahim A.S dan Ismail A.S inilah yang juga diajarkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang akan datang hingga Nabi Muhammad SAW.



Khitan
Ketika Nabi Ibrahim A.S berumur 90 tahun dan Ismail A.S berumur 13 tahun, mendapat perintah Allah SWT untuk melakukan khitan/sunat. Khitan ini dilakukan oleh Nabi-nabi sesudahnya, termasuk ajaran Nabi Isa A.S dan Nabi Muhammad SAW. Dengan khitan terhindarlah seorang dari penyakit kelamin dan menambah nikmatnya hubungan suami istri. Konon, karena usianya sudah lanjut maka khitan Nabi Ibrahim A.S dilakukan dengan kampak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar